RAHASIA DI BALIK KEHEBATAN METODE "UTAWI IKI IKU" ALA PESANTREN
Nara sumber : KH. Muhajir Madad Salim bin Kyai Mas'udi Repost : LDNU muaro Jambi Satu anak didik saya yang sekarang saya titipkan kepada seorang ustadz balik ke rumah. Saya tanya, "Krasan (betah) mondoknya?" “Tidak," jawabnya. “Kenapa tidak krasan?" “Karena ustadznya mengajarnya tidak pakai 'utawi iki iku', saya jadi kesulitan memahami pelajaran-pelajaran beliau." Saya tersentak. Saya merasa bersalah. Memang ustadz yang saya titipi bisa dikatakan alim, dia mutakharrij (lulusan) Rubath Tarem. Tetapi jika mengajar tidak pakai rumus 'utawi iki iku' bagi santri Jawa ya repot. Lalu saya teringat paparan tentang hal ini. Dituturkan oleh kakak saya saat menjadi wakil keluarga dalam rangka Haul ayah saya, Kiai Mas’udi. Saya ambil bagian pentingnya saja. Meskipun panjang, insyaallah paparan beliau menarik. Sebab selain menjelaskan tentang pentingnya 'utawi iki iku', juga menerangkan banyak hal yang berhubungan dengan ranah keilmuan dunia pesa