Postingan

MENGENANG WAFATNYA UMMUL MUKMININ SAYYIDAH KHODIJAH AL KUBRO (Wafat 11 Ramadhan tahun 10 Kenabian)

Siti Khodijah adalah istri pertama Rasulullohﷺ. Orang yang pertama kali beriman kepada ALLOH dan kenabian Rasulullahﷺ. Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah dan penyebaran agama Islam. Siti Khodijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullohﷺ hijrah ke Madinah. Khodijah wafat dalam usia 65 tahun. Diantara keistimewaan yang dimiliki sayyidatina Khadijah ialah bahwa Alloh Subhanahu WaTa'ala, mengirim salam kepada beliau, diceritakan bahwa Jibril berkata: wahai kekasih Alloh (Nabi Muhammadﷺ), Khadijah kan datang membawakan kau makanan, jika dia datang kepadamu, maka ucapkanlah salam dari Alloh ta'ala dan salam dariku untuknya. Setelah Nabiﷺ menyampaikan salam Allah dan malaikat jibril, maka Khadijah membalas salam tersebut. (Hadits riwayat Bukhari Muslim). Begitu agung seorang perempuan yang dipilih oleh Alloh ta'ala, perempuan yang luar biasa. Diantaranya lagi perempuan" yang telah dipilih Alloh ialah: 1. Sayyidati

SUAMI DI USIA SENJA

Di sebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan. Sang suami merupakan seorang pensiunan, sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, mereka menolak ketika putra-putri mereka, menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka. Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu, menghabiskan waktu mereka yang tersisa, di rumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa, dalam keluarga itu. Suatu senja ba’da Isya di sebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi. Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri seraya bertanya mesra : “Kenapa Bu?” Istrinya menoleh sambil menjawab: “Sandal Ibu tidak ketemu, Pak”. “Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. Walau agak ragu, sang ist

Tawaran Menggiurkan | Beli 1 dapat 10

Oleh : Didi Junaedi  ‎“Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat ‎amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan ‎kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).” (Q.S. Al-‎An’am: 160)‎ Kemahamurahan Allah terlihat jelas dalam ayat ini. Allah Swt. ‎menjanjikan kepada hamba-Nya yang berbuat baik (amal shalih) akan diberi ‎pahala berupa sepuluh kali lipat dari kebaikan yang dilakukannya. Sedangkan ‎kepada hamba-Nya yang berbuat jahat, Allah akan balas seimbang dengan ‎kejahatan yang dilakukannya.‎ Bagaimana seandainya pernyataan  tersebut dibalik. Seseorang yang ‎berbuat baik hanya mendapat balasan sesuai kebaikan yang dilakukannya, ‎sedangkan seseorang yang berbuat jahat diberi balasan sepuluh kali lipat dari ‎kejahatan yang dikerjakannya. Tentu hal ini akan sangat memberatkan kita ‎semua. Karena, disadari atau tidak, dalam menjalani kehidupan ini, kita lebih ‎banyak berbuat keburukan dan kejahatan daripada kebaikan. Dosa-dosa ki

1. Penipu

"Penipu! Penipu hebat!" Raungan marah bisa terdengar. Kemudian, suara langkah kaki tergesa-gesa di trotoar batu biru bergema. Zhang Xuan mengangkat kedua tangannya tanpa daya dan berkata, "Saya bukan penipu, saya seorang guru akademi ... Saya hanya ingin menjadikan Anda murid saya! Selain itu, apakah Anda harus menambahkan 'hebat' di itu? Anda membuatnya terdengar seolah-olah saya adalah penjahat yang tidak dapat diampuni ... " Setelah itu, dia tiba-tiba mengingat kata-kata kepala sekolah dan menghela nafas. "Ini sudah yang ke-17! Jika aku gagal menemukan murid hari ini, aku harus mengemasi barang-barangku dan pergi besok!" Zhang Xuan bukan orang dari dunia ini, dia hanya pustakawan biasa di sekolah menengah. Yang bisa dia ingat hanyalah nyala api, dan kemudian... Tidak ada apa-apa setelah itu. Ketika dia bangun sekali lagi, dia sudah berada di dunia ini. Dunia ini seperti yang digambarkan dalam novel, di mana seni bela diri membentuk fon

Hidayah Sepanjang Masa

Oleh : Didi Junaedi ‎“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-‎Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan ‎mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang ‎batil).” (Q.S. Al-Baqarah : 185)‎ Salah satu fungsi al-Qur’an adalah sebagai kitab petunjuk atau ‎hidayah. Hidayah al-Qur’an berlaku sejak al-Qur’an diturunkan hingga akhir ‎zaman. Al-Qur’an sering disebut sebagai kitab yang selalu _up to date_, _shalih ‎likulli zamanin wa makanin_. Ayat yang penulis kutip di awal tulisan ini menegaskan bahwa Al-‎Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Ibn Katsir menjelaskan bahwa makna ‎‎“hudan li al-nas” pada ayat tersebut adalah petunjuk bagi hati para hamba ‎Allah, yang mengimani Al-Qur’an, membenarkan, serta mengikutinya.‎ Menarik sekali tafsir tentang “hudan li al-nas” yang disampaikan Ibn ‎Katsir tersebut. Setidaknya ada tiga hal yang harus dipenuhi, jika kita ingin ‎mendapatkan hidayah atau petunjuk dari Al-Qur’an. ‎ Pertama, men

Indonesia Menangis karena Ganjar

Kemarahan netizen kepada gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, akibat penolakan Ganjar terhadap Tim kesebelasan Israil yang akan main di laga Pildun U-20 yang rencananya diselenggarakan di Indonesia. Akibat penolakan dari Gubernur Jawa Tengah tersebut, serta Gubernur Bali dan beberapa Ormas Lain, telah menyebabkan dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara laga sepak bola piala dunia U-20. Dengan gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah, menyebabkan batalnya Tim Indonesia berlaga di ajang sepak bola internasional. Hal ini mengundang kemarahan para pencinta sepak bola tanah air. Kemarahan para netizen diluapkan dengan komentar negatif di akun twitwr Ganjar Pranowo. Sementara tim U-20 Indonesia yang gagal bermain hanya bisa menangis.

Bersahabat dengan Al-Qur’an

Oleh : Didi Junaedi  "Bacalah!" "Bacalah!" "Bacalah!" Rasulullah Saw. bersabda, “Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang ‎‎(pada hari kiamat) untuk memberikan syafa’at kepada para “sahabat”-‎nya.”  (HR. Muslim) ‎ Jika kita ingin mengetahui kepribadian seseorang, maka lihatlah ‎dengan siapa dia bersahabat. Karena persahabatan sangat besar pengaruhnya ‎terhadap diri seseorang. Bahkan, persahabatan ini akan membentuk karakter ‎dan kepribadian seseorang.‎ ‎‘Ali Ibn Abi Thalib (karramallahu wajhah) menyatakan, “Jangan engkau ‎tanya tentang seseorang, tanyalah tentang temannya, karena setiap orang itu ‎akan meneladani temannya.”‎ Pernyataan ‘Ali Ibn Abi Thalib r.a. tersebut menunjukkan bahwa jika ‎kita ingin mengetahui bagaimana sesungguhnya pribadi seseorang itu, maka ‎cara yang paling efektif adalah dengan melihat serta memperhatikan siapa ‎teman-temannya. Pergaulan atau pertemanan itu bisa menjadi parameter ‎kepribadian seseorang. Teman yang baik akan sangat