mengapa kami memilih islam

<b>Dengan berbagai kesulitan saya mendapatkan nikmat islam</b></br>
<i>Tetapi orang di sini yang memang lahirnya dalam islam dengan mudah membuang islam</i></br></br>

<td><a>“mengapa kami memilih islam”<a></br></br>

Bekas Uskup Agung Sabah, <b>Tajuddin Othman Abdullah</b>, mengupas perbandingan yang cukup ilmiah antara agama islam dan Kristen berdasarkan pengkajiannya yang cukup mendalam lagi terperinci selama menjadi uskup agung Kristen selama 12 tahun.
Pelajaran bagi umat islam yang murtad. Agama Kristen menurut kitab injil yang asli jika dikaji sedalam-dalamnya maka jawaban akhir yang akan ditemui adalah islam.<br>
Hakikat ini telah dibuktikan oleh banyak orang Kristen yang akhirnya mendapat hidayat Allah dan kemudian memluk agama islam.
Ustad Tajuddin Othman Abdullah, adalah seorang bekas uskup agung di seluruh sabah, yang sebagian besar waktu dalam hidupnya untuk belajar menjadi uskup.<br>
Beliau selama ini berada di tahap paling tinggi dan mulia sekali di Sabah karena berkedudukan untuk mengampunkan segala dosa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen Sabah.
Pengalamannya sebagai bekas uskup agung pada sekitar tahun 80-an menjadikan beliau banyak mengetahui seluk beluk agama termasuk agama islam.<br>
Setelah puas mengkaji, akhirnya Allah memberikan hidayat kepadanya dengan memilih islam sebagai jalan hidupnya.
Beliau kini bertugas di majlis agama islam malaka di bagian unit Kristologi. Berikut ini adalah pengalaman hidup beliau.
Semasa Kristen saya dikenalai sebagai Pastor Thomas Laiden. Saya berasal dari Sabah keturunan Solok. Agama asal saya adalah Katolik.</br>
Saya mendapatkan pendidikan di Seminary Keuskupan Vatikan Itali yaitu institusi kepastoran terulung di Itali dan dibiayai oleh Persatuan Kristen Sabah.
Saya tamat pada tahun 1985 kemudian bertugas menjadi Pastor di Vatikan. Selanjutnya saya memohon untuk kembali ke Negara asal saya yaitu Sabah.</br>
Pada tahun 1988saya ditugaskan ke Sabah dan berkhidmat sebagai pastor. Saya bertugas di Gereja St. Mary, persatuan Gereja Roman Katholik Sabah seluruh Sabah yang berpusat di kota Kinabalu.
Keluarga saya sangat kuat berpegang pada agama. Itulah sebabnya bapak menghantar saya ke Vatikan, dengan harapan mejadi Pastor yang dianggap jabatan yang mulia. Saya mempunyai banyak adik tetapi semuanya perempuan, saya adalah anak lelaki tunggal dalam keluarga.</br>
Ketika menjadi pastor saya banyak membuat kajian mengenai agama Kristen, budha, hindu dan islam. Ketika itu saya tidak tahu tentang keindahan dan kecantikan islam dan tidak pernah terlintas di pikiran untuk ke situ.
Apalagi saya dibesarkan dalam keluarga yang kuat mengamalkan agama Kristen. Saya aktif dalam kristenisasi yang cenderung kepada banyak buku-buku islam.</br> 
Setelah banyak mengkaji, saya ingat ketika saya dilantik menjadi pastor, saya sudah mulai meragukan agama yang saya anut. Konflik diri yang tidak terbendung makin kentara di sekitar 1988, dimana sebagai pastor diberi tnggung jawab yang besar yaitu untuk mengampunkan dosa manusia.</br>
Timbul di pikiran saya bagaimana saya sebagai manusia biasa bias mengampunkan dosa manusia lain sedangkan para nabi dan rosul yang diutus Allah, mereka tidak sanggup mengampun dosa manusia dan tidak mampu mengampunkan dosa manusia. Saya mulai serius mempelajari islam.</br>
Ketika saya diberi tanggung jawab mengampuni dosa-dosa orang Kristen seluruh Sabah, masa itu saya rasakan seolah-olah agama ini sengaja direka-reka oleh manusia. Seterusnya pada tahun 1989 saya kembali ke Vatikan untuk mengikuti kursus kepastoran di sana selama tiga tahun.</br>
Di sana saya berjumpa dengan ketua pastor tertinggi seluruh dunia yaitu Paus Yohanes Paulus. Saya telah berdialog dengannya dan bertanya akan perkara yang memusykilkan saya sepanjang saya menjadi pastor.
Bisakah manusia mengampunkan dosa manusia?</br>
Saya berkata kepadanya, “Paus, saya sekarang merasa ragu dengan agama kita ini”.</br>
Dia terkejut dan bertanya, “apa yang kamu ragukan?”</br>
Saya berkata,”coba, Paus pikirkan sendiri, kita ini sebagai manusia biasa, di negeri saya sendiri Sabah, setiap malam ahad saya mengampunkan dosa orang Kristen di mana berates-ratus orang yang dating mengaku dosa. Mereka harap saya yang mengampunkan dosa mereka, sedangkan para nabipun tidak pernah melakukannya.”</br>
Paul berkata, “wahai pendeta Thomas, kamu ini dilatik menjadi seorang pendeta, maka kamu seorang yang suci dan tidak mempunyai dosa apapun.”</br>
Saya katakan bahwa saya merasakan diri saya mempunyai dosa. Beliau seterusnya menyambung, “memang kita manusia ini mempunyai dosa. Nabi Adam sendiri mempunyai dosa. Apabila seseorang telah dilantik menjadi pendeta, artinya kamu ini telah dilantik oleh Jesus Kristus. Jesus Kristus tidak ada dosa maka kita sebagai pendeta ini tidak mempunyai dosa.”</br>
Di situlah saya mulai tidak percaya pada agama Kristen yang mengatakan ulama-ulama Kristen tidak mempunyai dosa. Saya katakan pada Paus, bahwa ulama Kristen itu pembohong. Dia terkejut lalu berkata, “Thomas, kamu telah dihantar hingga ke peringkat tertinggiuntuk menjadi pendeta, kenapa kamu berkata demikian. Coba kamu jelaskan kenapa kamu katakana agama Kristen pembohong.”</br></br>
<b>Penebus dosa manusia</b></br>
saya menyoalnya, “ Jesus Kristus itu Tuhan atau Nabi?” dia menjawab, “Dia Tuhan”. Saya bertanya kembali, pernahkah orang Nampak tuhan? Bagaimana wujudnya tuhan? Siapa tuhan kita sebenarnya, Jesus Kristus (Nabi Isa) atau Allah Bapa (Allah)? Dia mengatakan Jesus itu tuhan.</br>
Saya menyoal kembali, “apa tujuan utama Jesus Kristus diutus ke dunia?”</br>
Dia menjawab, “untuk menebus dosa bangsa manusia, semua bangsa dan agama.” Jadi saya katakana padanya kenapa perlu ada pendeta tukang ampun dosa jika Jesus Kristus sudah menebus dosa semua manusia. Di situ dia mulai pening dan bingung smbil berkata, “Pendeta Thomas kamu ini telah dimasuki iblis sehingga berani mempermasalahkan Kristen.”</br>
Saya katakana padanya, “kita seorang pendeta yang suci, bagaimana iblis bias masuk? Saya juga katakana padanya saya mempunyai ibu bapak dan adik beradik, apabila bapak ibu saya membuat dosa mereka mengaku di hadapan anak karena keddukan saya ketika itu sebagai seorang pendeta. Jadi saya berpikir bagaimana saya seorang anak bias mengampunkan dosa ibu bapak. Sepatutnya seorang anak yang meminta ampun dari ibunya.</br>
Setelah perdebatan itu, Pope John Paul meninggalkan saya, sebagai seorang pendeta beliau tidak bisa marah karena marah merupakan satu dosa.</br></br>
<b>Air sucikah atau air sihir</b></br>
Dalam Kristen air suci atau lebih dikenali sebagai Holy Water, adalah paling bernilai sekali. Untuk menjadi seorang Kristen, seseorang perlu menjalani pembaptisan yaitu meminum air ini. Ia diperoleh dari proses semadi yang dijalani sebelum menjadi pendeta. Jika tidak mempunyai akidah yang benar-benar kuat, akidah bias rusak disebabkan air ini.</br>
Contohnya ialah seperti apa yang menimpa seorang doktor  perempuan melayu di Selangor. Setelah minum, beliau langsung tidak bias mengucap, hatinya telah tertutup. Menurutnya beliau sudah tidak yakin lagi dengan agama lain kecuali Kristen saja karena melalui Kristen beliau bias melihat Tuhan Jesus yang turun setiap malam. Itulah permainan iblis. Siapa yang meminum air tersebut dapat melihat apa saja.</br>
Begitu doctor tersebut meminumnya, akhirnya beliau memeluk Kristen. Saya pergi menemuinya, dia katakan kepada saya islam tidak benar, hanya Kristen agama yang benar karena umatnya bisa melihat tuhan.</br>
Ketika saya tunjukan air itu kepadanya sambil bertanya pernahkah beliau meminumnya. Beliau menjawab memang pernah meminumnya semasa beliau belajar di Indonesia. Apabila pergi ke gereja belaiu akan diberi minum air tersebut. Beliau menyatakan kepada saya beliau akan hidup dan mati dalam Kristen.</br>
Saya membacakan kepadanya surat Al-Kahfi di samping memintanya mengamalkan surat tersebut setiap waktu. Alhamdulillah lama kelamaan keadaanya semakin pulih. Inilah permainan sihir sebenarnya. Tidak ada seorangpun mampu melawan ilmu Allah, hanya ilmu Allah saja yang mampu menghapuskan permainan sihir. Tidak lama kemudian beliau kembali mengucap syahadat dan terus menangis.</br>
Saya katakan kepadanya saya sudah terlalu berpengalaman dengan taktik Kristen. Itulah, cara memikat orang untuk ke agama Kristen cukup mudah, tidak mengapa jika tidak percaya kepada kepada agama Kristen, tetapi apabila meminum air itu segala-galanya akan berubah. Setelah saya mempelajari islam barulah saya tahu iblis itu bias menyerupai bermacam rupa.</br>
Dalam Kristen, bayi-bayi yang baru dilahirkan pun dibaptiskan. Terdapat sebagian klinik yang membaptiskan bayi walaupun bayi tersebut islam.</br>
Bagi kepercayaan Kristen setiap bayi yang baru lahir wajib dibaptiskan karena ia mempunyai dosa, ia menyimpan dosa pusaka yang diwariskan nenek moyang mereka. Ini berlainan dengan islam, islam meletakkan bayi yang baru lahir itu adalah dalam keadaan fitrah (suci).</br>
Sebenarnya agama Kristen ini salah. Di dalam semua kitab tidak ada mengenal agama Kristen. Kristen itu baru saja dikembangkan oleh seorang Paul yang pertama di zaman Julius Caesar kemudian beliau mengembangkannya.
Asal agama kristen ialah dari agama Yahudi dan Nasara. Tetapi di romawi ia dinamkan Kristen. Jikakita meneliti di dalam kitab nabi Isa (injil) tidak ada disebut Kristen.</br>
Sebenarnya semua pendeta Kristen tahu mengenai kedudukan agama islam. Pernah terjadi dalam tahun’78, semasa itu saya terjumpa kitab yang menyatakan kebenaran dan Nabi Muhamad. Tetapi saya tidak begitu mempedulikannya. Di dalam kitab tersebut ada menyebut mengenai Ahmad yaitu Nabi Muhammad SAW.</br>
Ketika saya masih belajar di Vatikan, oleh karena saya kurang sehat saya tidak dapat mengikuti kelas pengajian. Saya diberi tugas seorang paderi untuk menjaga sakristiperpustakaan yang terdapat di gereja untuk menjaga kitab-kitab di situ.
Paderi tersebut mengatakan, Thomas, kamu perlu menjaga kesemua kitab-kitab di sakristi ini tetapi kamu tidak boleh membuka lamari. Beliau menunjukan kepada saya almari yang dimaksud. Saya heran karena beliau melarang saya membuka almari tersebut sedangkan kuncinya diserahkan kepada saya.</br>
Sifat manusia apabila dilarang maka itulah yang ingin dibuatnya. Ketika itu semangat saya terlalu berkobar-kobar untuk mengetahui isi kandungan kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. saya ambil kitab itu dan menyembunyikannya.
Kitab tersebut ditulis dalam bahasa hebron. Ia masih saya simpan hingga hari ini dan saya dalam proses untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa melayu. Ia menjadi rujukan bagi saya dan sebagai bukti untuk berdebat dengan orang-orang Kristen.</br>
Rupa-rupanya barulah saya mengetahui semasa upacara mengangkat sumpah dalam proses beruzlah pada hari yang ke 39, setiap paderi akan meletakkan tangan mereka di atas kitab yang dibalut dengan kain putih yang di letakkan di atas bantal. Siapapun tidak dibenarkan membukanya dan melihat isi kandungannya.</br>
Selepas kehilanganya paderi yang menyerahkan kunci kepada saya dahulu memanggil saya dan bertanya apakah saya mengambilnya. Saya menafikanya, saya nekad untuk tidak mengaku dan menyerahkannya karena saya ingin mengkaji kitab tersebut.
Akhirnya pada keesokannya yaitu pada hari mengangkat sumpah, disebabkan injil tersebut telah hilang, mereka meletakkan kitab suci al quran (yang dibalut dan senantiasa tersimpan di almari) sebagai ganti kitab yang hilang. Al Quran digunakan dalam upacara mengangkat sumpah? Semua paderi tidak ada yang tahu kecuali saya. Pada masa itu saya berpikir  apa gunanya bersumpah di atas kitab al Quran  tetapi masih tidak beriman kepadanya? Bermakna semua paderi telah bersumpah di atas al Quran tetapi kufur selepasnya.</br>
Ketika saya sudah tamat belajar dan bertugas di gereja st. mary Sabah, pada suatu malam ahad, 1991, saya bersembahyang dengan cara Kristen dihadapan tuhan-tuhan saya, tuhan bapa, tuhan ibu (bunda maria) dan tuhan anak (Jesus Kristus). Ketika itu saya berpikir dalam hati patung-patung ini diukir oleh manusia saya menyembahnya setiap hari di dalam bilik. Apabila selesai saya meletakkannya di bawah tempat tidur. Alangkah hinanya tuhanku. Kenapa aku boleh meletakkannya di bawah tempat tidur yang boleh aku baringkan dan letakkan sesuka hatiku?</br>
Turunnya hidayat malam itu, setelah sembahyang aku ambil selembar kertasdan saya tulis di atasnya “tuhan, di antara agama islam, Kristen, hindu dan budha aku telah mengetahui semua agama ini. Malam ini tunjukkan kepadaku manakah di antara ketiga agama ini yang benar bagiku”.</br></br>
Dari <i>Mutiara Amaly.</i>     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENANG WAFATNYA UMMUL MUKMININ SAYYIDAH KHODIJAH AL KUBRO (Wafat 11 Ramadhan tahun 10 Kenabian)

Menghapus Tulisan pada Ijazah dengan Tinta Snowman Drawing Pens

Sekilas info tentang HARAM MAKAH 🕌🕋🕌