Disiplin Membawa kesuksesan
pada dasarnya semua mnusia ingin sukses, namun menggapai kesuksesan itu bukan perkara mudah , perlu perjuanagan keras dan panjang . sekolah sebagai media menggapai kesuksesan perlu diikuti dengan kedisiplinan diri.
Sukses dengan Disiplin
Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka
bumi ini selalu berbuat untuk hal yang lebih baik. Untuk mengubah prilaku
menuju ke hal yang lebih baik itu tidaklah mudah yang kita bayangkan. Perubahan
itu melalui perjalanan yang panjang, berjenjang, dan berkesinambungan.
Satu-satunya jalur yang dapat ditempuh yakni dengan pendidikan.
Siswa adalah orang yang terlibat langsung dalam dunia
pendidikan. Dalam perkembangannya harus melalui proses belajar. Termasuk di dalamnya
belajar mengenal diri, belajar mengenal orang lain, dan belajar mengenal
lingkungan sekitarnya. Ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui dan
menempatkan posisinya di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu mengendalikan
diri.
Sifat pengendalian diri harus ditumbuhkembangkan pada
diri siswa. Pengendalian diri di sini dimaksudkan adalah suatu kondisi di mana
seseorang dalam perbuatannya selalu dapat menguasai diri sehingga tetap
mengontrol dirinya dari berbagai keinginan yang terlalu meluap-luap dan berlebih-lebihan.
Berarti dalam sifat pengendalian diri tersebut terkandung keteraturan hidup dan
kepatuhan akan segala peraturan. Dengan kata lain, perbuatan siswa selalu
berada dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Bila demikian, akan
tumbuh rasa kedisiplinan siswa untuk selalu mengikuti tiap-tiap peraturan yang
berlaku di sekolah. Mematuhi semua peraturan yang berlaku di sekolah merupakan
suatu kewajiban bagi setiap siswa.
Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi
kemajuan sekolah (Nursisto, 2002:78). Di sekolah yang tertib akan selalu
menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak
tertib kondisinya akan jauh berbeda. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah
dianggap barang biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah
mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya,
sehingga berbagai jenis pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib sekolah
tersebut perlu dicegah dan ditangkal.
Menyimak dan menyaksikan pemberitaan di media massa dan
elektronik akhir-akhir ini menggambarkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa
umumnya masih tergolong memprihatinkan. Kuantitas pelanggaran yang dilakukan
oleh siswa semakin bertambah dari waktu ke waktu. Dari berbagai jenis
pelanggaran tata tertib sekolah, misalnya banyaknya siswa yang bolos atau minggat
pada waktu jam belajar, perkelahian, terlambat datang ke sekolah, malas
belajar, sering tidak masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru, tidak membuat pekerjaan rumah, merokok, dan lain-lain. Secara
garis besar banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa akan berpengaruh
terhadap kemajuan dan prestasi belajar di sekolah.
Menciptakan kedisiplinan siswa bertujuan untuk mendidik
siswa agar sanggup memerintahkan diri sendiri. Mereka dilatih untuk dapat
menguasai kemampuan, juga melatih siswa agar ia dapat mengatur dirinya sendiri,
sehingga para siswa dapat mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada
dirinya sendiri.
Menanamkan kedisiplinan siswa merupakan tugas tenaga
pengajar (guru). Untuk menanamkan kedisiplinan siswa ini harus dimulai dari
dalam diri kita sendiri, barulah kita dapat mendisiplinkan orang lain sehingga
akan tercipta ketenangan, ketentraman, dan keharmonisan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Darmodihardjo (1980:12) yang mengatakan bahwa “Seorang guru
tidak akan efektif mengajar apabila ia sendiri tidak mengetahui apa yang
menjadi keinginan siswa, dan seorang guru tidak akan hidup dengan norma
Pancasila bila dia tidak meyakini dan menghayatinya.”
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan.
Disiplin mudah diucapkan susah dilaksanakan. Karenanya hanya sedikit orang yang bisa.
BalasHapus